21.2.13

Tentang Oprec Gelombang 6



Volunteer Doctors (VOL-D) adalah lembaga non-profit yang bergerak di bidang sosial, kesehatan, dan kemanusiaan. VOL-D adalah sebuah perwujudan dari mimpi, oleh hati yang tak mati, untuk terus mengabdi dan berkontribusi. 

Visi VOL-D adalah "Menjadi wadah penyaluran jiwa sosial, sarana pembelajaran, dan tempat berkontribusi untuk umat sesuai dengan kapasitas yang dimiliki." Sedangkan Misi yang VOL-D bawa adalah Menyelenggarakan berbagai kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang tepat guna, Memberikan pelayanan optimal dengan kompetensi inti yang dimiliki, serta Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.

Dengan Visi dan Misi inilah terbentuk keanggotaan VOL-D yang tidak hanya berbasis orang-orang kesehatan saja, melainkan juga terbuka untuk umum. Hingga kini keanggotaan VOL-D meliputi mahasiswa Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi, Fakultas Keperawatan, Fakultas Psikologi, Kebidanan, Analis Kesehatan, Fakultas Teknik. Juga mahasiswa Program Profesi Dokter, Dokter Gigi, Ners, Bidan, Apoteker, Sarjana Teknik dsb, terdiri dari lintas fakultas dan universitas (Unpad, ITB, UIN, Poltekkes, dll). 

Berbagai kegiatan sosial-kesehatan-kemanusiaan yang VOL-D lakukan ialah balai pengobatan, bantuan medis, tanggap bencana, recovery dan rehabilitasi bencana, penyuluhan, pelayanan kesehatan, pelatihan, pemeriksaan kesehatan, community development , pembinaan serta kegiatan-kegiatan sosial lain nya.

Beberapa penghargaan yang telah VOL-D capai salah satunya yaitu menjadi “Inspiring Student Social Movement” Kategori Pelayanan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana Alam dari Masyarakat Ilmuan dan Teknolog Indonesia pada tahun 2012 serta gagasan terkait tentang Volunteer Doctors terpilih untuk menjadi "Youngchangemaker Indonesia 2012" dari Ashoka Indonesia.

Mulai tanggal 15 Februari hingga 15 Maret dibuka pendaftaran anggota VOL-D Gelombang 6. Pendaftaran ini dibuka untuk umum dengan persyaratan telah lulus SMA dan sederajat. Kegiatan Pendidikan Kilat (Diklat) Gelombang 6 akan berpusat di Bandung dan Jatinangor, berisi materi-materi yang menarik, yang nantinya amat berguna untuk menjalani tugas sebagai anggota VOL-D. Bila ingin mengetahui lebih lanjut, dapat menghubungi Contact Person yang telah tertera di gambar di atas maupun poster.

Berikut ini link-link yang dapat dibuka bila ingin berkenalan lebih jauh dengan VOLUNTEER DOCTORS: Facebook | TwitterCatatan Pengabdian VOL-D | Catatan Anggota VOL-D | Rekam Jejak VOLUNTEER DOCTORS

VOLUNTEER DOCTORS,
-- mengabdi, melayani, dan berkontribusi --

kontributor :.
--Dini Diwayani Novitasari
VOLUNTEER DOCTORS Gelombang 5
 VOL-D A059311061

20.2.13

Oprec Vol-D




gabung dengan Volunteer Doctors!
jadilah bagian dari keluarga kami :)
pendaftaran, silakan klik di sini
salam pengabdian!

Sepetik Cerita Bolang ke Sukabumi



Dan lagi-lagi karena saya ikut kegiatan Vol-D saya bisa berkelana kemana-mana, ke tempat yang belum pernah dikunjungi, bahkan samapi terheran-heran terkadang dibuatnya karena tempatnya jauh dari bayangan. Mulai dari pelosok dago(yang notabenenya kota, ternyata dago menyimpang banyak desa-desa yang masih ayu, belum tersentuh nuansa perkotaan), kemudian pelosok garut ( santolo, cikapundung, dll), Jakarta, tasik, lembang  dan hari ini ke Sukabumi.

Mungkin semacam Balai Pengobatan, penyuluhan itu adalah hal yang biasa dilakukan oleh vol-d, namun uniknya pada BP Sukabumi kali ini, saya memutuskan ikut H-7jam, kurang lebih pada jam 10 malam ketika mendapati bbm dari PJ BP kali ini (baca: ka Itang/Ka Reza/Ka Bintang) yang bilang ke saya bahwa masih kurang SDM. Merasa terpanggil dari hati kecil ini untuk mengabdi sehingga tanpa ragu saya berkata “okeh ka, saya bisa ikut” tanpa berfikir panjang,

Kemudian kembali saya menanyakan pada ka Bintang apa-apa saja yang kurang, dan unpredictable answer, almost peralatan BP mulai dari stetoskop, tensi, penlight belum ada. Ahaha. Super sekali, langsung saya jarkom bagi temen-temen vold yang dinangor yang memiliki barang-barang diatas harap melapor ke saya yang selanjutnya akan saya jemput alat tersebut ditempat pemiliknya. Okeh gapapa zel, demi kelancaran BP dan demi untuk mengabdi, bismillah saya keluar malam ke daerah caringin untuk mengambil peralatan tersebut.

balai pengobatan dimulai jm 1 namun diharapkan jm 10 sudah ada di lokasi untuk briefing”

Kurang lebih seperti diatas jarkomnya, okeh kalau jm 10 sudah di sukabumi berarti berangkat jam berapa dari nangor ?

Ouh my god. Jam 5 ? kiuww, dengan pertimbangan ini itu akhirnya saya dan Irma memutuskan untu bertemu di leuwi panjang jm 6 pagi. Irma berangkat langsung dari dago, lebih dekat jaraknya dibanding saya, namun tidak jadi masalah, selama ada niat apapun bisa dilakukan :D

Berangkatlah minggu pagi besoknya tepatnya jm 7 pagi dengan bus berharga tiket 21rb menuju sukabumi, berhubung kita berdua buta arah mengenai sukabumi, kami hanya memberikan tempat kami akan dijemput oleh panitia yaitu patung batre.

“ouh patung batre AB* ya neng, itu sebelum kota neng, ia ntr diturunin disitu neng” kata mang supirnya,

Ahlamdulillah diberi kelancaran, selama perjalanan sedikit kami berbincang berhubung supir busnya tidak santai mengemudi sehingga kami memilih untuk tidur daripada emosi sendiri melihat bus yang nyalip sana sini, klakson berkali-kali  berasa paduan suara dari bus dan mobil didepannya membuat saya memilih untuk mendengarkan lagu dengan hetset.

Kurang lebih 3 jam perjalanan, kami terbangun akibat sms dari panitia yang bertanya kepada Irma sudah sampai mana posisi kita. Dan setelah saya bertanya kepada mang supir,

“yampun neng, itu udah kelewat daritadi neng, maaf neng lupa. Sekarang neng turun ajah, naik angkot biru itu lewat sana neng”

Jeng..jeng… hhahaaa. kita berdua hanya bisa tersenyum,

“gpp ma, ngebolang kita” ucap saya. Haha.

Setelah naik angkot yang disarankan oleh mang supir bus, kami bertemu dengan 2 orang gadis bawa barang banyak banget, berasa mau kondangan, air kerdus 3 dus, kemudian ditambah satu kresek hitam yang besar, saya hanya tersenyum saat melihat itu.

Tiba di lokasi penjemputan kami, ada rara dan saudaranya disana yang kemudian kita diantar oleh om rara menuju lokasi. Dan apa ? saya bertemu dengan gadis yang bawa barang banyak di angkot tadi, ternyata itu dipersiapkan buat balai pengobatan. Ya Allah maafkan saya udah su’udzon duluan.
Lanjut sambil menunggu PJnya datang, saya dan Irma membolang ke sekitar daerah margaluyu, nemu tukang jualan buah-buah ditengah jalan dan saya beli 2 ikat rambutan disana, cukup murah harganya dan manis pula rambutannya.

Briefing, menata ruangan untuk balai pengobatan dan menyusun obat-obat di meja farmasi dengan diselingi makan cuanki sambil menunggu jam 1.

BP dimulai dari jam setengah 2, dokternya adalah kakanya ka bintang yaitu ka Anggi dan ka Zimah, dan personil vold yang turun yaitu saya, ka bintang, Irma dan conita di bagian anamnesa, rara dan adiknya dibagian farmasi dengan dibantu juga beberapa ana KKN UIN bandung. Setengah jalan BP, saya melihat resep-resep menumpuk di farmasi sehingga saya berpindah ke bagian farmasi membantu teman sejawat saya itu. Hhe maaf ra aku berpaling dari farmasi :D

Pasien yang berhasil ditangani sebanyak 90 pasien, dengan obat-obat yang menempati juara dalam pengeluaran terbanyak yaitu captopril, piroxicam , amoxicillin, parasetamol syrup, dan cefadroxyl.
Uniknya BP kali ini, biasanya di BP-BP jarang atau terhitung sedikit pasien anak-anaknya, namun kali ini hampir 60% pasiennya adalah anak-anak umur 1-10 tahun. Yang awalnya sempat membuat dokternya bingung akan meresepkan puyer atau tidak, dan berhubung dari kita tidak ada yang membawa mortar dan stamper sehingga resep puyer tidak diresepkan.  Lain kali harus bawa nih.
Setelah BP selesai, kami disuguhkan makan berat kemudian diakhiri dengan foto bersama . Terima kasih akang teteh UIN, maaf kalau kita merepotkan kalian yaa. Semoga tali silaturahim kita selalu bersambung ya akang teteh.










Diagnosis dari dokter


tempat farmasi (tempat pemberian resep dari                                                                                                  dokter dan  pemberian obat)

Tempat anamnesa
Dan ini kru vol-d beserta dokternya
 Thanks Allah, Thanks VolD . Alhamdulillah (10 feb’13)






kontributor : Sarah Zielda

Salam pengabdian dan semangat mengabdi ..




Tanggal 25 januari’13

Kali ini vol-d ( volunteer doctor) diberi kesempatan dan kepercayaan untuk melakukan Balai Pengobatan (BP) di desa cijambu Tanjung sari. Saya bersama ka Andina , nabila, restya, dan dr. gery ( dokter langganan vold .

Sedikit cerita untuk BP kali ini, diawali dengan janjian jm 12 di FK unpad dengan panitia dari UIN ( lebih tepatnya Hima Teknik pendidikan UPI , yaitu ka argi ) bersama ka andin dan nabila, kemudian berangkat dari fk sekitar pukul 12.30, dan kemudian dilanjut menjemput restya di pangdam. Okeh supernya kawan kita satu ini adalah, beliau menyempatkan datang ke jatinangor ini jauh-jauh dari Jakarta demi ikut kegiatan BP kali ini. subhanallah. Totalitas dan Semangat mengabdinya bisa banget buat ditiru.

Tempat BP kali ini di kantor kelurahan desa cijambu ( bagi yang ga tahu itu dimana, saya kasi tw sdikit kluenya, yaitu dari gang klinik dokter gery, masuk lagi sampe ujung jalan. Dan untuk mencapai ke ujung jalan ini dibutuhkan kurang lebih 45 menit dengan mobil, kalau naek motor mungkin bisa lebih cepat).
Kemudian tidak begitu banyak target BP kali ini, hanya 36 resep yang keluar untuk diresepkan, dengan obat yang menempati posisi terbanyak keluar adalah ranitidine( obat lambung) dan vit.B komplek, namun sangat disayangkan karena ada satu obat (yaitu citerizine) yang tidak ada dalam daftar obat, sehingga untuk pasien yang menderita gatel-gatel atau alergi tidak bisa mendapat pengobatan, namun itu tidak jadi masalah, karena Cuma ada 1-2 orang yang mengalami alergi, sisanya insyaAllah diberi obat sesuai dengan penyakitnya.

Kalau kalian tahu tempat BP-nya, kalian pasti akan sirik ( mungkin), karena memang keren banget tempatnya, walaupun di pedesaan di atas gunung, namun subhanallah banget, kami yang turun disuguhkan dengan pemandangan yang ga akan kalian dapatkan jika berada di jakarta, kereen, kebayanglaah kerenanya di atas gunung itu seperti apa, selain itu pula kami diberikan kawan baru yaitu  dengan kawan-kawan dari UPI ( lumayan bisa menambah pertemanan dan saliturahim).

 dan 


dan ini armada yang turun hhe 

Kontributor : Sarah Zielda

Rasa lelah yang terbayarkan, begitulah sederhananya B A H A G I A :)


Sebuah perjalanan bersama Volunteer Doctors dan WALHI Jabar dalam rangkaian Balai Pengobatan tanggap bencana banjir Desa Bojong Citepus, Dayeuh Kolot, Kab. Bandung.


2 hari sebelum hari itu, saya mendapatkan pesan singkat dari sang ketua bahwa kami mendapatkan tawaran bekerja sama   dengan salah satu lembaga yang namanya sudah tidak diragukan lagi, ya salah satu dari lembaga yang bergerak di bidang lingkungan hidup. WALHI Jabar.

Awalnya cukup terkejut mendapatkan kabar yang sangat “dadakan” itu. Kami dari tim Volunteer Doctorsdiminta untuk turun tanggap bencana banjir memberikan bantuan medis. Sehari sebelum, YA tepat sehari sebelumnya kami diberitahukan.

Mendapat berita itu saya sangat  optimis, tim kami pasti siap kapanpun. Entah itu yang sifatnya direncanakan dari jauh-jauh hari, atau bahkan yang sifatnya terkesan “mendadak” seperti ini. Tapi, ya, yang namanya tanggap bencana sih memang harus siap diminta dadakan seperti ini, pikir saya. Siapa  yang tahu sih kapan bencana akan datang, tidak tahu juga, kan?

Baiklah, saya terima penawaran bekerja sama dan turun untuk memberikan bantuan medis, karena tadi. Saya  optimis bahwa SDM yang turun pasti pun akan selalu siap.  Informasi ini,  seketika langsung saya sebarkan melalui ketua masing-masing angkatan. Sehubungan dengan waktu yang sangat “mepet” ini, saya langsung saja mengabari secara personal orang-orang yang saya kenal dan saya minta bantuannya secara langsung.

Unlucky me! Ternyata saya salah, sampai pukul 22.00 saya msh baru mendapatkan beberapa SDM  saja. Rupanya saya lupa, bertepatan dengan waktu kami akan turun tanggap bencana keesokan hari adalah hari libur, hari libur panjang dan saya cek jadwal kami di kuliahan pun memang sudah libur.

Sudahlah, tak bisa disalahkan jika nyaris dari sekian banyak SDM  yang ada, pun sudah memiliki agenda lain, baik itu agenda berkumpul dengan keluraga mereka (saya tahu ini waktu termahal orang-orang berkumpul bersama keluarganya dan terlebih bagi mereka si anak perantauan), atau agenda kegiatan sosial lainnya yang sudah terlebih dahulu diagendakan.

Kendala mencari SDM tak berhenti sampai disitu, ditengah kesulitan ini, ternyata salah seorang teman saya yang sedari tadi mungkin mendengarkan keluh kesah saya, berinisiatif untuk menawarkan diri menjadi relawan tanggap bencana banjir ini.

Alhamdulillah…

Kendala itu terlalui… dapatlah 6 orang relawan yang siap turun untuk keesokan harinya.
23-12-2012 : tiba saatnya kami berangkat ke tempat tanggap bencana banjir tersebut.

Perjalanan menuju  tempat tersebut cukup”jauh”  bagi saya karena tempat itu untuk pertama kalinya saya kunjungi.
Setiba di tempat kami akan menggelar balai pengobatan itu seketika membuat kami tercengang. Ternyata benar adanya bahwa bajir yang melanda di sana benar-benar merendam setengah bagian dari rumah warga itu bukan hanya wacana. Itu nyata dan terlihat jelas.

Ironisnya, ditengah genangan-genangan air setengah tubuh orang dewasa itu, dengan warna “keruh” dan sampah yang bertebaran  dimana-mana  itu disukai oleh anak-anak. Mereka bahkan terlihat senang bermain, dan berenang layaknya berenang di kolam renang.

Kami mencoba menyusuri dan melihat  beberapa jalanan dan rumah-rumah yang terendam banjir. Pemandangan itu mencengangkan bagi kami.
Pukul 10.00 kami bersiap untuk memulai menggelar Balai Pengobatan. Seperti yang sudah ditargetkan, awalnya kami hanya menargetkan 60 pasien. Pada hari itu, ada sekitar 75-80 pasien yang mendafatar  untuk balai pengobatan.

Penyakit yang muncul pun lagi-lagi penyakit yang sama “tinea pedis” lagi lagi itu. Kalau tidak, penyakit infeksi lainnya. Khas sekali memang. Beruntungnya  saat itu kami tidak terlalu kekurangan dalam hal obat-obatan.

Mereka terlihat senang dan antusias   dengan pelayanan yang diberikan. Yang cukup mencengankan lagi adalah perjalanan mereka menuju ke tempat pengobatan itu sampai menggunakan perahu. Ya, perahu! Bahkan sebagian anak-anak yang mau berobat, mereka dengan senang hati mengarungi perjalanan dengan berenang. Ya, berenang! Dan tiba di depan kami dengan badan basah kuyup, meminta obat, atau memintakan obat bagi keluarganya yang tidak bisa datang ke tempat kami karena kakinya bengkak dan tidak bisa berjalan akibat dari penyakit tadi, ya, tinea pedis.

Sepanjang kegiatan saya pun tak henti berpikir, masalah kesehatan yang terjadi  memang tidak dapat diselesaikan melalui aspek medis SAJA. Melainkan banyak pihak yang harus terkait. Sebagai upaya pencegahan yang baik, berpikir lebih jauh bagaimana jika dan bagaimana jika. Tak henti.

Pemandangan lain yang dilihat seorang teman kami yang berada di bagian obat. Dia harus melihat air pasang menit demi menit. Awalnya pemandangan di luar tempat kami menggelar balai pengobatan ini kering, lalu seiring berjalannya waktu, sampai siang, air makin naik ke permukaan, menutupi sebagian jalan kami untuk keluar. Padahal, hujan belum turun. Dengan perasaan was-was… rasanya kami tak mau sampai terkurung ditempat itu. Tepat pukul 13.00 pun kami mengakhiri kegiatan balai pengobatan dan segera bergegas ke tempat kami memarkirkan kendaraan. Kering... tapi air dapat pasang kapanpun, kami tidak tahu… dan pemandangan di sekitar masih tetap sama. Warga-warga berkerumulan di beberapa rumah warga lainnya yang tidak atau mungkin belum terendam banjir.
Pukul 13.30 tepat kami meninggalkan tempat tersebut. Dan pulang disambut dengan hujan besar dan banjir saat keluar dari daerah Dayeuh Kolot :)

Lelah yang terbayarkan. Begitulah kiranya yang saya rasakan.
Rasa lelah setelah seharian mengurusi dan mencoba memberikan yang terbaik, akhirnya terbayarkan dengan senyum bahagia mereka atas kehadiran kami. Rasa lelah terbayarkan dengan doa-doa  tulus yang terlontar dari mulut mereka. Rasa lelah terbayarkan dengan syukur karena masih banyak nikmat berlimpahan di sekelilingku yang terkadang sering terlupakan untuk disyukuri. Rasa lelah terbayarkan dengan segudang sentilan yang membuat saya berpikir banyak hal.
Ya, rasa lelah yang terbayarkan, begitulah kiranya perasaan saya.
 

Ketika satu pertanyaan saya tanyakan dalam hati, kenapa saya mau melakukan ini semua? apa balasannya? apa untungnya buat saya? kenapa saya melakukannya? kenapa kegiatan ini saya perjuangkan? kenapa? kenapa rela meluangkan waktu liburan hanya untuk kegiatan seperti ini? toh banyak kegiatan lain yang lebih menyenangkan? kenapa masih berkutat dengan kegiatan ini? kenapa bukankah tidur dan beristirahat di rumah pada saat liburan itu lebih menyenangkan dibandingkan ini semua? kenapa rela mengorbankan pekerjaan yang belum terselesaikan hanya untuk kegiatan ini? kenapa?

dan sekarang..... saya mengetahui jawabanya :)


 Kontributor :
-Andina Rostaviani-