23.7.13

Sahur On The Road Bersama Kampus Peduli





Suatu hari pada tanggal 7 Juli melalui grup di Line kita, Pokja 2, mendapat kabar bahwa Kampus Peduli memerlukan bantuan medis untuk acara Sahur On The Road pada Sabtu, 13 Juli 2013. Tersusunlah rencana untuk first meeting dengan panitia sahur on the road pada 9 Juli yang berakhir dengan net meeting dikarenakan kesibukan masing-masing. Mereka membutuhkan maksimal 10 orang untuk ikut acara sahur ini, dimana di dalamnya termasuk koass/dokter, farmasi, maupun asisten dokter.

Awalnya kegiatan ini, dari pokja 2 dipegang oleh Meylinda, anak kebidanan 2011, namun dikarenakan anak-anak kebidanan sedang praktikum di luar kota, acara jadi dipegang oleh saya, selaku ketua pokja 2. Rabu, 10 Juli 2013 saya mulai menghubungi pembimbing kami, yaitu teh Yolan untuk membantu mengkoordinasikan kepada HRD Vol-D mengenai permintaan koass/dokter untuk acara ini. sampai ketika Kamis, 11 Juli 2013 malam 2 orang kaka Vol-D, teh Selly dan teh Zelda, menghubungi saya untuk ikut serta Sahur On The Road ini. hati pun menjadi tenang karena sepikiran saya sudah memenuhi 2 orang ini ditambah 3 orang dari pokja 2 (saya, Erva, Kysti) dan 2 orang dari pokja lain (Arridho dan Kamal).

Saya segera mengabari rekan-rekan mengenai kabar gembira itu, hingga pada Jumat, 12 Juli 2013 saya mulai menyadari adanya kejanggalan dari dua kaka Vol-D yang bersedia hadir, ya mereka bukanlah koass atau dokter, hanya dapat sebagai asisten dokter dan farmasi yang berarti untuk sahur on the road ini kami belum mendapatkan koass/dokter untuk melakukan pemeriksaan. Dari situ hati tak tenang dan segera menghubungi banyak pihak untuk membantu. Mulai dari Erva (anggota pokja 2) yang meminta bantuan pada temannya di FK 2009, lalu menghubungi Robiyanti, teh Selly, Teh Yolan untuk meminta saran, hingga akhirnya saya yang panik memutuskan untuk memberanikan diri menghubungi kang Tanri siapa tau beliau bersedia turut membantu.

Akhirnya beliau merspon bahwa beliau sedang di luar kota, tetapi beliau merekomendasi kan 3 orang. Segeralah saya hubungi ketiga orang tersebut disertai harap-harap cemas. Sambil tetap berkoordinasi dengan Erva, ia memutuskan untuk menjarkom FK angkatan 2009 siapa yang bersedia untuk turun. Akhirnya dari orang-orang rekomendasi Kang Tanri kami mendapatkan dua orang koass, yaitu kang Redho 2009 dan kang Sayyid 2008. Setelah fix, langsung saya menuju Masjid Salman, di mana di sana Erva dan Kysti sudah menunggu. Sekitar pukul 21.15 kami bertemu panitia sahur on the road dan menuju Masjid Agung, tempat kita melaksanakan acara.

Kita sampai di sana sekitar pukul 22.00 setelah itu kami menyortir dan mendata obat sampai pukul 24.00. selesai dari itu, kami segara beristirahat lalu bangun pukul 03.30. para panitia dari Kampus Peduli sudah mulai membagikan kupon dan para tunawisma sudah berdatangan untuk diberi makanan sahur gratis. Tidak lupa, kami membuat alur untuk pengobatan. Setelah sholat subuh pengobatan para tunawisma pun seharusnya sudah dimulai. Namun dikarenakan pencahayaan yang masih kurang, dan kaka koass yang masih dalam perjalanan pengobatan pun diundur hingga pukul 05.45. pembagian jobdesk nya yaitu, Kamal dan Arridho sebagai asisten koass, Erva dan Kysti sebagai general check up, dan saya juga teh Selly sebagai farmasi. Akhirnya pengobatan dimulai, berjalan dengan Alhamdulillah lancar, hingga sekitar pukul 09.00. Setelah itu perpisahan dan  foto bersama.
Dari kegiatan ini, saya bisa mengambil pelajaran bahwa segala sesuatu yang mendadak itu tidak baik dan jangan cepat berpuas hati. Pelajari dengan baik segala sesuatunya agar tidak adanya miss understanding. Dan satu hal yang pasti, sesudah kesulitan pasti ada kemudahan asal tidak putus asa dan maksimalkan ikhtiar juga berdoa.



Pesan BP tanggal 19 Mei 2013



Saya senang sekali bisa ikut berpartisipasi pada balai pengobatan di Banjaran kemarin. Karena kemarin adalah pengalaman pertama saya mengikuti balai pengobatan. Banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran dari acara kemarin. Saya tidak menyangka sebelumnya kalau ternyata tempatnya sejauh itu, jauh dari kota. Dan yang menjadi catatan utama saya adalah  penyesuaian bahasa. Ternyata banyak juga orang pedesaan yang tidak bisa Berbahasa Indonesia, karena rata-rata penduduk disana berbahasa Sunda, dan kebetulan saya juga bukan keturunan Sunda, jadi saya cukup kesulitan berkomunikasi dengan peserta-peserta balai pengobatan disana. Terlebih lagi saya mendapat tugas di bagian anamnesis. 

Kemarin saya juga mendapat kesempatan mencoba untuk memberikan penyuluhan, dan saya mendapat bagian menjelaskan tentang pencegahan hipertensi. Teman saya yang mendapat bagian penjelasan awal bisa sedikit-sedikit berbahasa Sunda, dan yang saya lihat, peserta penyuluhan masih bisa mengerti apa yang dijelaskan teman saya itu. Sewaktu giliran saya, mau tidak mau saya menggunakan bahasa Indonesia, dan responnya, buruk, sedikit ibu-ibu yang memperhatikan. Mungkin bila penjelasannya dalam bahasa Sunda akan lebih mudah dimengerti. Dan akhirnya ini menjadi PR buat saya untuk belajar bahasa-bahasa daerah, yang mungkin kedepannya akan membantu saya untuk menghadapi pasien di berbagai daerah di Indonesia.

Banyak juga hal-hal unik yang baru saya temui, seperti contohnya ada pasien datang dengan keluhan sakit kepala, tetapi sakit kepalanya ini terjadwal, hanya setiap hari minggu. Ada juga pasien yang seperti datang hanya karena bisa mendapat obat secara gratis. Dan ini lagi-lagi menjadi pelajaran bagi saya, bahwa pasien itu datang dengan berbagai macam keluhan, mulai dari keluhan yang biasa sampai keluhan yang aneh-aneh, yang penting adalah bagaimana cara saya bisa menghadapi dan menangani pasien tersebut dengan baik dan benar.

Disana kami disambut dengan baik oleh Bapak-Ibu pemilik rumah. Keluarganya juga menyiapkan makan siang yang enak-enak. Kakak-kakak KORSA juga baik-baik, dan mereka juga mau berbagi pengalaman, bukan hanya mengenai kegiatan kerelawanan, tetapi juga hal-hal yang berhubungan dengan perkuliahan sesuai dengan jurusan mereka sehingga menambah wawasan saya.

Jadi kesimpulannya adalah saya merasa senang sekali bisa ikut balai pengobatan bersama kakak-kakak Vol-D, KORSA, dan teman-teman Vol-D gelombang 6. Saya harap saya bisa sering ikut berpartisipasi di kegiatan-kegiatan seperti ini karena tidak hanya menambah pengalaman, tapi juga menambah ilmu dan bisa semakin akrab dengan kakak-kakak Vol-D, KORSA, dan teman-teman Vol-D gelombang 6.

Dita Ayu Larasati
Fakultas Kedokteran Umum 2011
Universitas Kristen Maranatha