20.2.13

Sepetik Cerita Bolang ke Sukabumi



Dan lagi-lagi karena saya ikut kegiatan Vol-D saya bisa berkelana kemana-mana, ke tempat yang belum pernah dikunjungi, bahkan samapi terheran-heran terkadang dibuatnya karena tempatnya jauh dari bayangan. Mulai dari pelosok dago(yang notabenenya kota, ternyata dago menyimpang banyak desa-desa yang masih ayu, belum tersentuh nuansa perkotaan), kemudian pelosok garut ( santolo, cikapundung, dll), Jakarta, tasik, lembang  dan hari ini ke Sukabumi.

Mungkin semacam Balai Pengobatan, penyuluhan itu adalah hal yang biasa dilakukan oleh vol-d, namun uniknya pada BP Sukabumi kali ini, saya memutuskan ikut H-7jam, kurang lebih pada jam 10 malam ketika mendapati bbm dari PJ BP kali ini (baca: ka Itang/Ka Reza/Ka Bintang) yang bilang ke saya bahwa masih kurang SDM. Merasa terpanggil dari hati kecil ini untuk mengabdi sehingga tanpa ragu saya berkata “okeh ka, saya bisa ikut” tanpa berfikir panjang,

Kemudian kembali saya menanyakan pada ka Bintang apa-apa saja yang kurang, dan unpredictable answer, almost peralatan BP mulai dari stetoskop, tensi, penlight belum ada. Ahaha. Super sekali, langsung saya jarkom bagi temen-temen vold yang dinangor yang memiliki barang-barang diatas harap melapor ke saya yang selanjutnya akan saya jemput alat tersebut ditempat pemiliknya. Okeh gapapa zel, demi kelancaran BP dan demi untuk mengabdi, bismillah saya keluar malam ke daerah caringin untuk mengambil peralatan tersebut.

balai pengobatan dimulai jm 1 namun diharapkan jm 10 sudah ada di lokasi untuk briefing”

Kurang lebih seperti diatas jarkomnya, okeh kalau jm 10 sudah di sukabumi berarti berangkat jam berapa dari nangor ?

Ouh my god. Jam 5 ? kiuww, dengan pertimbangan ini itu akhirnya saya dan Irma memutuskan untu bertemu di leuwi panjang jm 6 pagi. Irma berangkat langsung dari dago, lebih dekat jaraknya dibanding saya, namun tidak jadi masalah, selama ada niat apapun bisa dilakukan :D

Berangkatlah minggu pagi besoknya tepatnya jm 7 pagi dengan bus berharga tiket 21rb menuju sukabumi, berhubung kita berdua buta arah mengenai sukabumi, kami hanya memberikan tempat kami akan dijemput oleh panitia yaitu patung batre.

“ouh patung batre AB* ya neng, itu sebelum kota neng, ia ntr diturunin disitu neng” kata mang supirnya,

Ahlamdulillah diberi kelancaran, selama perjalanan sedikit kami berbincang berhubung supir busnya tidak santai mengemudi sehingga kami memilih untuk tidur daripada emosi sendiri melihat bus yang nyalip sana sini, klakson berkali-kali  berasa paduan suara dari bus dan mobil didepannya membuat saya memilih untuk mendengarkan lagu dengan hetset.

Kurang lebih 3 jam perjalanan, kami terbangun akibat sms dari panitia yang bertanya kepada Irma sudah sampai mana posisi kita. Dan setelah saya bertanya kepada mang supir,

“yampun neng, itu udah kelewat daritadi neng, maaf neng lupa. Sekarang neng turun ajah, naik angkot biru itu lewat sana neng”

Jeng..jeng… hhahaaa. kita berdua hanya bisa tersenyum,

“gpp ma, ngebolang kita” ucap saya. Haha.

Setelah naik angkot yang disarankan oleh mang supir bus, kami bertemu dengan 2 orang gadis bawa barang banyak banget, berasa mau kondangan, air kerdus 3 dus, kemudian ditambah satu kresek hitam yang besar, saya hanya tersenyum saat melihat itu.

Tiba di lokasi penjemputan kami, ada rara dan saudaranya disana yang kemudian kita diantar oleh om rara menuju lokasi. Dan apa ? saya bertemu dengan gadis yang bawa barang banyak di angkot tadi, ternyata itu dipersiapkan buat balai pengobatan. Ya Allah maafkan saya udah su’udzon duluan.
Lanjut sambil menunggu PJnya datang, saya dan Irma membolang ke sekitar daerah margaluyu, nemu tukang jualan buah-buah ditengah jalan dan saya beli 2 ikat rambutan disana, cukup murah harganya dan manis pula rambutannya.

Briefing, menata ruangan untuk balai pengobatan dan menyusun obat-obat di meja farmasi dengan diselingi makan cuanki sambil menunggu jam 1.

BP dimulai dari jam setengah 2, dokternya adalah kakanya ka bintang yaitu ka Anggi dan ka Zimah, dan personil vold yang turun yaitu saya, ka bintang, Irma dan conita di bagian anamnesa, rara dan adiknya dibagian farmasi dengan dibantu juga beberapa ana KKN UIN bandung. Setengah jalan BP, saya melihat resep-resep menumpuk di farmasi sehingga saya berpindah ke bagian farmasi membantu teman sejawat saya itu. Hhe maaf ra aku berpaling dari farmasi :D

Pasien yang berhasil ditangani sebanyak 90 pasien, dengan obat-obat yang menempati juara dalam pengeluaran terbanyak yaitu captopril, piroxicam , amoxicillin, parasetamol syrup, dan cefadroxyl.
Uniknya BP kali ini, biasanya di BP-BP jarang atau terhitung sedikit pasien anak-anaknya, namun kali ini hampir 60% pasiennya adalah anak-anak umur 1-10 tahun. Yang awalnya sempat membuat dokternya bingung akan meresepkan puyer atau tidak, dan berhubung dari kita tidak ada yang membawa mortar dan stamper sehingga resep puyer tidak diresepkan.  Lain kali harus bawa nih.
Setelah BP selesai, kami disuguhkan makan berat kemudian diakhiri dengan foto bersama . Terima kasih akang teteh UIN, maaf kalau kita merepotkan kalian yaa. Semoga tali silaturahim kita selalu bersambung ya akang teteh.










Diagnosis dari dokter


tempat farmasi (tempat pemberian resep dari                                                                                                  dokter dan  pemberian obat)

Tempat anamnesa
Dan ini kru vol-d beserta dokternya
 Thanks Allah, Thanks VolD . Alhamdulillah (10 feb’13)






kontributor : Sarah Zielda

0 comments: