28.2.10

Sebuah pembelajaran dan 'rasa' yang cukup menghentakkan.. (catatan relawan longsor Ciwidey...)


* kami yang coba mengabdi, melayani dan berkontribusi...

Medan kali ini mungkin yang paling berat dijangkau selama saya melakukan aksi tanggap bencana.


* sebelum keberangkatan...

Perjalanan sekitar 2-3 jam melintasi jalan raya (jalan utama) menuju ciwidey, kemudian dilanjutkan dengan jalanan desa, mulai memasuki jalanan berbatu, sedikit berlubang, dan cukup becek, mencoba mencari jalan alternatif walaupun kecil dan hanya cukup dilalui oleh satu mobil, menghabiskan waktu sekitar 1-2 jam.


* perkebunan teh dewata, kesanalah kami menuju...

Belum cukup sampai disitu, ketika kami memasuki portal, posko pertama orari, kami harus menghentikan perjalanan menggunakan mobil yang kami naiki, hal ini harus kami lakukan karena mobil kami tak mungkin melalui medan ke lokasi bencana, jalanan berbatu parah, berlubang dalam, becek dan berlumpur, ditengah hutan dan perkebunan teh. Memasuki kawasan terisolir tanpa sinyal komunikasi. Akhirnya saya dan 2 orang teman yang lain berangkat menuju lokasi dengan menaiki mobil ford ranger nya polisi, bersama beberapa anggota TNI yang ikut disana, sementara teman-teman kami yang lain ikut dengan mobil truk yang mengangkut relawan dan bahan perlengkapan yang menuju kesana. Dengan mobil seperti itu pun, perjalananan sangat tidak nyaman, karena medan jalan nya terlalu berat. Sekitar 2-3 jam akhirnya kami bisa menuju posko utama 1.


* berjalan kaki menuju posko..

Setelah shalat, dan berkoordinasi di posko kesehatan dengan dinas kesehatan (karena saya dan teman2 bergerak dalam bidang medis), serta beristirahat sejenak, perjalanan kami lanjutkan. Kali ini ditempuh dengan jalan kaki, menuju posko kami di posko utama 2 (posko utama para relawan, persis ditempat para korban tertimbun dan tempat pelaksanaan evakuasi korban). Dengan membawa perlengkapan pribadi, dan kelengkapan lain nya yang diperlukan, kami melanjutkan perjalanan dengan medan jalan yang sama. Medan diperparah ketika hampir 3/4 perjalanan, hujan cukup deras mengguyur kami menuju ke posko kami (untunglah tidak sampai hipotermi disana).



* posko kami.., tepat ditempat kejadian longsor (masih dalam zona merah) , dan di posko utama (central kegiatan para relawan..)

* suasana di dalam posko...

Setibanya di posko, kami habiskan untuk beristirahat, berkoordinasi, sharing keadaan dan ilmu,serta tetap melayani para relawan yang perlu bantuan medis (karena posko kami ialah posko utama para relawan). Posko kami juga ditempati oleh bebarapa relawan lain dari beberapa mahasiswa pencinta alam.


* logistik dan konsumsi tim kami. sangat luar biasa beliau ini...

Setelah shalat dan beristirahat, dengan makanan yang disediakan tim logistik dan konsumsi kami, kami menyiapkan obat prophylaxis untuk para relawan yang akan berkontak dengan jenazah (evakuator) sebelum suntik tetanus dilangsungkan keesokan harinya. Obat prophylaxis yang kami berikan ialah antibiotik 6 buah, vit C 6 buah, dan vit B complex 6 buah.
Suntik tetanus dan obat prophylaxis ini kami usulkan untuk mengantisipasi kejadian yang pernah dialami beberapa relawan saat tsunami aceh dulu, yang akhirnya harus diamputasi.


* mempersiapkan obat-obatan prophylaxis..

Menghabiskan malam dengan kondisi seadanya, tanpa sleeping bag, hanya beralas matras, tanpa bantalan dan penghangat seadanya, setiap kita yang ada disana harus mengoptimalkan waktu itu untuk bisa beraktifitas esok harinya.

Ya, keesokan hari nya kita membagi diri menjadi 3 tim, tim yang bergerak di pos 1 (membantu dinkes di pos kesehatan dinkes), tim di pos 2 (mobile, turun ke lapangan menjemput para penduduk yang terisolir di daerah karang tengah dan gunung maud), dan tim di pos 3 (posko utama para relawan, memberikan bantuan medis terhadap para relawan)

Saya sendiri tergabung di tim 2, tim yang menuju daerah terisolir, karang tengah dan gunung maud. Untuk menuju daerah itu, kami harus menyebrang sungai untuk akhirnya menumpang truk yang mengangkut bantuan yang diberikan untuk penduduk yang berada disana, bersama para relwan lain, TNI, POLRI dan para wartawan.


* harus menyebrang sungai, jalanan lumpur untuk bisa menaiki kendaraan menuju karang tengah dan gunung maud..

* aliran sungai yang kami sebrangi pada saat itu...

* suasana memasukan bantuan kedalam truk yang akan kami tumpangi...

Medan jalan yang ditempuh pun lebih berat, selain berbatu parah, ditambah dengan berliku tajam serta menanjak, kita menuju daerah pegunungan. Hampir beberapa kali truk yang mengangkut kami tak kuat dan hampir kembali mundur di beberapa tanjakan, untunglah para TNI yang ikut di truk ini sigap dengan memberikan ganjalan di roda truk nya. Di tengah perjalanan (karena berada pada daerah tinggi), kondisi longsor sangat jelas terlihat.


* suasana diatas truk bersama anggota POLRI, TNI, relawan dan wartawan...


* gambaran longsor yang tertangkap kamera dari atas truk di daerah dataran tinggi...

Setibanya di daerah karang tengah, kami menyelenggarakan balai pengobatan darurat, dengan sarana seadanya, dengan kondisi dan cara yang darurat pula. Akhirnya, kurang lebih 80 pasien kami tangani disini.


* salah satu suasana balai pengobatan saat itu...

* bersama kedua pasien, seorang anak 4 tahun (yang saya lupa namanya..) dengan pipi yang sangat gendut (jadinya lucu dan membuat ingin mencubit pipinya) dan wawan 10 tahun (sebelah kiri) yang menderita diare, perjalanan wawan untuk bersekolah menghabiskan waktu 2 jam pulang pergi (dengan menembus perkebunan teh, naik dan turun bukit.., subhanallah..)

* foto jelas anak 4 tahun tadi.. (pantesan.., ternyata dia hobi makan.., dan MP-ASI yang diberikan tentunya akan membuat dia senang... ^^)

* SDN dewata 1, tempat bersekolah wawan (yang jadi posko kami dan posko utama), bayangkan, kami menuju karang tengah (tempat terisolir dimana wawan berada) menggunakan truk menghabiskan waktu 1 jam, dan wawan, jalan kaki menuju sekolahnya setap hari menembus kebun teh dalam waktu 1 jam juga...

* pendokumentasian setelah balai pengobatan usai...

* selain balai pengobatan, pendistribusian bantuan pun diberikan untuk para penduduk karang tengah...

Tim 3 bekerja di pos 3, posko utama para relawan, disini kami melakukan suntik tetanus untuk para relawan, bersama dengan beberapa petugas dari dinkes. Untuk beberapa teman saya, mungkin disinilah kesempatan mereka untuk melakukan injeksi (suntik) pertama, pengalaman pertama yang langsung meng-handle puluhan pasien. Selain suntik tetanus, pengobatan pun dilakukan disini, dengan kondisi yang darurat pula. Kebanyakan yang dilakukan di pos ini ialah bantuan medis berupa tindakan untuk para relawan, anggota TNI, POLRI dan wartawan, mulai dari luka terbentur bambu, tertusuk paku, atau hanya luka lecet biasa.


* suntik tetanus untuk relawan yang kontak dengan jenazah...

* bantuan medis (tindakan) untuk para relawan...

Tim 1 bekerja membantu dinkes di pos kesehatan dinkes untuk melakukan bantuan medis disana.

Selain bantuan medis,tim kami pun membantu proses evakuasi. Sudah lebih dari 4 jenazah diantarkan ke keluarga masing-masing menggunakan ambulance kami.


* setelah apel terpusat, kendaraan berat 'back hoe' memasuki TKP untuk melakukan penggalian korban, tanda bahwa evakuasi dimulai....

* salah satu suasana evakuasi korban...

Kondisi terakhir di Kampung Dewata, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasir Jambu , Ciwidey, Kabupaten Bandung Jawa Barat, ketika kami masih berada disana ialah korban yang hilang sebanyak 45 orang (12 orang laki-laki, 21 orang perempuan, dan 12 orang anak-anak), dan sampai hari sabtu kemarin (27/02/2010) jenazah yang ditemukan 29 orang, dan 16 orang lagi masih belum ditemukan. Ada 4 orang yang dirawat di rumah sakit. Jumlah pengungsi kurang lebih 200 orang, ditempatkan di perkebunan teh negara kanaan kurang lebih 100 orang, dan sisanya dititipkan di rumah-rumah warga yang tidak terkena musibah, atau di tenda-tenda pleton yang didirikan. Sementara untuk kerusakan bangunan, diketahui bahwa 21 perumahan, 1 kantor induk perkebunan, 1 koperasi karyawan, 1 gedung serbaguna, 1 masjid, 1 mes tamu perkebunan, 1 gedung teknik, sebagian bangunan pabrik teh dan instalasi listrik tercatat mengalami kerusakan. Kurang lebih total kerugian karena bencana ini sekitar 5 milyar. Sampai saat itu, masih ada 2 daerah yang masih terisolir dan masih sulit menerima bantuan, yakni daerah kampung gunung maud (tercatat ada 93 kepala keluarga, 70 KK tinggal tetap, smentara 23 yang lain ikut mengungsi), dan kampung karang tengah (yang pada saat itu masih dalam proses pendataan).



* data mengenai keadaan pada saat itu....

* data sebgian organisasi yang masuk untuk membantu...

* kondisi tempat kejadian longsor yang menimbun puluhan korban dan rumah warga pada saat itu..

* pengiriman bantuan untuk para korban longsor
(yang dipusatkan di posko utama untuk didistribusikan)


Ingin rasanya berada lebih lama untuk bisa memberikan sesuatu sesuai kapasitas saya disana, tapi apadaya, ada kewajiban lain yang tak bisa ditinggalkan, ada amanah orang tua yang masih dijalankan, menuntut ilmu, kuliah. Perjalanan tanggap bencana yang singkat, Allah menempa diri dengan medan yang keras, kepekaan berempati yang dituntut tinggi, dan kemampuan berkontribusi dengan keahlian yang harus terasah, sebuah pembelajaran dan 'rasa' yang cukup menghentakkan, semoga apa yang telah kami lakukan meninggalkan renik kebermanfaatan, dan Allah segera memunculkan pelangi itu untuk saudara2 kami korban longsor ciwidey..


* data relawan KORSA pada saat itu...

Kembali harus pulang, ambulance yang dipakai mengantar jenazah itu, kini harus mengantar kami kembali pulang. Semoga Allah Melindungi saudara-saudara kami yang masih ada di posko dan beberapa orang yang sedang menuju kesana, karena posko kami berada di zona merah (rawan longsor kembali).


* ambulance yang mengantarkan kami, yang pecah lampu belakangnya karena tertabrak truk pada saat evakuasi..

Pada saat turun kemarin, kami adalah satu-satunya tim medis yang turun dan berkoordinasi dengan dinkes, sehingga pos kami pun dijadikan pos kesehatan utama. Semoga setelah kami kembali, ada tim medis lain yang menggantikan untuk berjaga di pos tersebut.


* mencoba menambah tim medis yang ada pada saat itu...

Perjalanan ini pun kembali mengevaluasi diri saya, salah satu nya tentang FK Unpad, ternyata masih ada PR yang harus dikerjakan sekembali nya dari sini. Ternyata memang masih belum bisa lepas seutuhnya dari kehidupan itu. Masih ada yang perlu dibimbing. Semangat.. :)


* teruslah memberi manfaat kawan!

11.2.10

Teruskan sinarnya kawan!


* sesaat setelah mengajarkan iqra dan al qur'an pada anak-anak di sore bulan suci Ramadhan..

Taman ilmu, sebuah program bermitra dengan Yayasan Bunda Hajar, untuk Pendidikan Anak Usia Dini, sebuah lembaga sukarela, untuk terus menghidupkan sinar generasi penerus bangsa, dari kalangan tidak mampu, dan terbatas, di salah satu desa kawasan Jatinangor. Walaupun mungkin saya tak bisa berkontribusi maksimal disana, besar harapan teman-teman Unpad bisa mengisi ruang kebermanfaatan itu.

Teruskan sinarnya kawan !! jangan sampai redup, atau bahkan padam !

Pencegahan flu dan makanan bergizi untuk SD Al Biruni...

Menjawab keterbutuhan. Melayani, menjadi sebuah konsekuensi logis. Terutama di bidang kesehatan daerah Jawa Barat. Karena, merupakan tanggung jawab sosial bagi kami sebagai mahasiswa fakultas kedokteran negeri di Jawa Barat. Dengan sebagian uang rakyat kami dapat mengenyam pendidikan, oleh karena itu, ada hak pula yang harus kami tunaikan untuk masyarakat.

Mendapat penawaran dari SD Al Biruni, dalam menjalankan program rutinan yang mereka selenggarakan setiap tahun nya, mengenai edukasi kesehatan. Kesempatan kali ini, berlatar belakang dengan penyakit flu yang banyak di derita siswa disana, ditambah dengan pola makan anak-anak di jam istirahat yang tidak suka makan sayuran, pihak sekolah meminta kami menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, tentang pencegahan penyakit flu, dan tentang makanan yang bergizi.

Berbekal pengetahuan yang kami punya, dengan persiapan sesuai kapasitas dan rentang waktu yang ada, kami coba penuhi keterbutuhan itu dengan mengadakan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan flu dan mekanan bergizi. Dengan kami bagi kelompok kelas 1-2, kelas 3-4, dan kelas 5-6. Disertai tanya jawab, kuis, dan game berhadiah terkait materi tersebut yang semakin menghangatkan suasana.


* semangat dan antusias adik-adik SD Al Biruni saat itu..

* suasana penyuluhan di kelas 1-2..

* suasana penyuluhan di kelas 3-4..

* suasana penyuluhan di kelas 5-6..

* mentoring kesehatan...

* kuis dan tanya jawab..

* pembagian hadiah dari game dan kuis yang diberikan..

Salut dengan program yang diselenggarakan sekolah ini. Ternyata pemilik yayasan ini pun seorang dokter, alumni FK Unpad juga.

Senyuman hangat, ucapan terimakasih tulus dan pancaran wajah berseri menjadi pelepas lelah sekaligus pembangun semangat baru yang diberikan mereka.


* kami yang coba berbagi dan belajar...

6.2.10

Membanjiri kembali korban banjir..

Seperti yang diberitakan di media cetak atau elektronik, hampir di semua kawasan Indonesia sedang ditimpa musibah banjir, termasuk di beberapa daerah di Kabupaten Bandung seperti Rancaekek, Majalaya, Citepus dan Baleendah.

Ratusan rumah di empat desa Kecamatan Rancaekek,Kabupaten Bandung, terendam banjir.Hal serupa juga kembali dialami korban banjir langganan Kampung Cieunteung,Kelurahan/ Kecamatan Baleendah.

Tepatnya di Desa Rancaekek Wetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, ratusan rumah tergenang dengan ketinggian air 50 hingga 180 centimeter akibat meluapnya sungai.

Besar atau kecil volume air yang menggenangi pemukiman warga, tetap saja menimbulkan kerugian. Banyak di antara mereka yang kehilangan harta benda, serta terjangkit berbagai penyakit.

Siapa yang salah atau siapa yang harus bertanggung jawab, adalah pertanyaan yang harus dikembalikan kepada kita semua. Keseimbangan alam adalah tanggung jawab kita semua, dan peduli terhadap sesama yang sedang dilanda musibah adalah tanggung jawab kita juga.

Sebagai bentuk kepedulian, Korps Relawan Salman (KORSA) dengan Tim Operasional Kerja Gerakan Ayo Sehatnya berupaya memberikan sebuah pelayanan terhadap masyarakat korban banjir. Rencana awal nya kami akan turun di daerah Cieunteung, Baleendah. Namun, berdasarkan informasi dari rekan-rekan relawan lain yang sudah berada disana, ternyata daerah cieunteung sudah sangat banyak mendapatkan bantuan, terlebih di hari yang sama pelayanan medis pun dilakukan disana.

Berkontribusi! Bergerak berdasar keterbutuhan. Berdasarakan rekomendasi dari beberapa relawan lain pun, akhirnya kami turun di daerah rancaekek wetan, tepatnya desa kaum, untuk melakukan pelayanan kesehatan, balai pengobatan gratis untuk korban banjir di daerah sana. Terlebih, disana masih minim bantuan medis. Sebagai seorang mahasiswa kedokteran yang menuntut ilmu di daerah Jatinangor, bergerak kedaerah terdekat, salah satunya rancaekek, memang sebuah keharusan dibanding bergerak ke daerah lain yang lebih jauh, sementara daerah terdekat pun masih memerlukan. Hal ini pun memberikan nilai lebih terhadap pemilihan tempat di rancaekek, yang kami rasa sudah cukup tepat.



* suasana balai pengobatan di daerah rancaekek, desa kaum..


* anamnesis, diagnosis, dan pemberian resep..


* peracikan dan pembagian obat gratis...

* Korps Relawan Salman, Mitra Strategis, Salah satu ladang penyaluran semangat dan kebaikan..

* kami yang coba membanjiri korban banjir dengan semangat memberi.. :)